WEB FRAME

UTAMA
<html>
<head>
<title>.:: 11.01.53.0056 Latihan 4 ::.</title>
</head>
<frameset rows=20%,* framespacing="0" border="0" frameborder="0">
<frame name=atas src=header.htm scrolling="no" noresize>
<frameset cols=25%,* framespacing="0" border="0" frameborder="0">
<frame name=kiri src=kiri.htm scrolling="no" noresize>
<frame name=kanan src=kanan.htm scrolling="no" noresize>
</frameset>
</frameset>
</html>

HEADER
<html>
<head>
<title> latihan 4 </title>
<style type="text/css">
<!--
.style2 {
            font-size: 36px;
            color: #FF0000;
}
-->
</style>
</head>
<body bgcolor=#ffffcc>
<font face=arial size=6 color=maroon>
<b>.::: <span class="style2">Lembaga Pendidikan "AQILA"</span> :::. </b><br>
<font face=arial size=4 color=blue>
<i>Sarana Bina Informatika dan Komputer</i>
</body>
</html>

KIRI
<html>
<head>
<title>Latihan 4</title>
</head>
<body bgcolor=#ffffff>
<table border=1 width="190" height="28" cellspacing=0>
<tr>
<td width="218" height="22" bordercolor="#800080" bgcolor="#BDCED9">
<b><font face="Tahoma" size="2">M e n u</font></b>
</td>
</tr>
<tr>
<td width="218" height="22" bordercolor="#800080">
<b><font face="Tahoma" size="2">
<a href=kanan.htm target=kanan>H o m e</a></font></b></td>
</tr>
<tr>
<td width="218" height="22" bordercolor="#800080">
<b><font face="Tahoma" size="2">
<a href=program.htm target=kanan>Program Kursus </a></font></b></td>
</tr>
<tr>
<td width="218" height="22" bordercolor="#800080">
<b><font face="Tahoma" size="2">
<a href=sarana.htm target=kanan>Prasarana</a>
</font></b></td>
</tr>
</table>
</body>
</html>

KANAN
<html>
<head>
<title>Latihan 4</title>
</head>
<body bgcolor=#ffffff>
<table border=1 bordercolor=bordercolor="#800080"
cellspacing=1   cellpadding=50 width=750 height=420>
<tr>
<td valign=top>
<font face=verdana size=4 color=blue> Selamat datang di web kami ...
</td>
</tr>
</body>
</html>

SARANA
<html>
<head>
<title>Latihan 4</title>
</head>
<body bgcolor=#ffffff>
<table border=1 bordercolor=bordercolor="#800080"
cellspacing=0   cellpadding=50 width=750 height=450>
<tr>
<td valign=top>
<font face=verdana size=4 color=blue> Sarana dan Prasarana :<br>
<font size=1>
<ul type=circle>
<li>Satu siswa satu komputer
<li>Ruangan Ber-AC
<li>Modul Praktikum
<li>Instruktur Berpengalaman
<li>Sertifikat
</ul>
</td>
</tr>
</body>
</html>

PROGRAM
<html>
<head>
<title>Latihan 4</title>
</head>
<body bgcolor=#ffffff>
<table border=1 bordercolor=bordercolor="#800080"
cellspacing=0   cellpadding=50 width=750 height=450>
<tr>
<td valign=top>
<font face=verdana size=4 color=blue> Program Kursus :<br>
<font size=1>
<ul type=circle>
<li>Pemrograman Visual
<li>Teknik Komputer
<li>Jaringan Komputer
<li>Pemrograman Web
<li>Microsoft Office
</ul>
</td>
</tr>
</body>

</html>



Pemanfaatan CORBA, Aplikasi Untuk Komunikasi

CORBA adalah cara lain utnuk melakuan pemrograman jaringan terdistribusi dan open system, dimana obyek yang dipanggil tidak hanya berasal dari program yang dibuat dengan bahasa java saja tetapi juga bias dibuat dengan bahasa lain.
CORBA di buat oleh OMG( Object Management Group), suatu organisasi yang mengurusi teknologi berbasis obyek.
CORBA dikatakan merupakan standar system terdistribusi (distributed system standard ) karena dengan menggunakan OCRBA, system secar keseluruhan dapat saling terhubung dan berkomunikasi antar platform (system operasi dan hardware) yang berbeda.
CSCW (Computer Supported Cooperative Work) adalah penggunaan komputer dan software untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama dalam sebuah group di mana setiap anggota group menyadari kehadiran anggota lain pada group. Pada Tesis ini telah dilakukan studi terhadap kemungkinan penggunaan CORBA sebagai kanal komunikasi untuk membangun aplikasi CSCW. Dengan menggunakan CORBA, persoalan komunikasi dapat ditangani dengan lebih mudah sehingga pengembang CSCW dapat lebih memfokuskan diri pada level aplikasi.
FraCollA, sebuah framework berbasis CORBA, telah dirancang untuk mendukung pembangunan CSCW. Hasil implementasi menunjukkan bahwa aplikasi dapat memanfaatkan CORBA sebagai middleware untuk menangani persoalan komunikasi, khususnya untuk membangun fungsi pengelolaan user/group, memelihara group awareness, dan menangani pertukaran pesan dan shared workspace. FraCollA dapat dimanfaatkan sebagai landasan untuk pengembangan framework dan aplikasi CSCW yang lebih lengkap.
Salah satu contoh sistem CSCW ini adalah electronic mail (email). Email merupakan sistem CSCW yang tidak mengharuskan user bekerja pada waktu yang bersamaan. Penerima mail tidak harus membuka suratnya pada waktu yang sama dengan terkirimnya surat. Sebaliknya sistem CSCW synchronous membutuhkan partisipasi simultan dari para usernya.
CSCW lebih berorientasi kepada evaluasi terhadap hal-hal yang terjadi dalam proses interaksi antar manusia dalam sekelompok pengguna. Interaksi tersebut antara lain:


A. komunikasi yang normal antar manusia
1. Komunikasi face-to-face
2. Percakapan



1. Komunikasi Face To Face
Pada komunikasi face to face Tidak hanya meliputi bicara dan pendengaran, tapi juga menggunakan bahasa tubuh dan tatapan mata.
  • Personal Space
  • Kontak dan tatapan mata
  • Gerak isyarat dan bahasa tubuh
  • Back channel
  • Turn-taking

2. Percakapan
Terdapat dua prinsip ucapan antara lain:
  • relevan artinya bahwa suatu ucapan harus sesuai dengan topik tertentu
  • helpful artinya suatu ucapan harus dapat dimengerti oleh pendengar dan tidak ada ambigu dari pemahaman pendengar.
B. komunikasi berbasis teks
Kerja Kelompok
Komunikasi Berbasis Teks


Ada 4 tipe komunikasi tekstual dalam groupware:


  • discrete; pesan langsung seperti dalam email
  • linear; pesan partisipan ditambahkan pada akhir dari catatan tunggal
  • non-linear; saat pesan dihubungkan ke yang lainnya dalam model hypertext
  • spatial; dimana pesan diatur dalam permukaan dua dimensi

Proxy Server

Proxy server adalah sebuah perantara (sistem komputer atau aplikasi) yang bertindak sebagai perantara permintaan dari pengguna (client) mencari sumber daya dari peladen lain. Penggunalayan A terhubung ke peladen perantara, meminta beberapa layanan, seperti berkas, sambungan, laman, atau sumber daya lainnya, yang tersedia dari peladen yang berbeda. Peladen perantara menilaiuji (evaluate) permintaan menurut aturan penyaringan. Sebagai contoh, mungkin tapis lalu lintas oleh alamat IP atau protokol. Jika permintaan diperiksasah (validate) oleh tapis, perantara menyediakan sumber daya dengan menghubungkan ke peladen yang berkaitpaut (relevant) dan meminta layanan atas nama penggunalayan. Sebuah peladen perantara secara ikhtiari (optional) dapat mengubah permohonan penggunalayan atau menanggapi di peladen, dan kadang-kadang mungkin melayani permintaan tanpa menghubungi peladen yang ditetapkan. Dalam hal ini, tanggapan yang tembolok dari peladen pencil (remote server), dan selanjutnya kembali permintaan bahara (content) yang sama secara langsung.
kebanyakan proxy merupakan web proxy, yang mengizinkan penggunanya untuk mengakses konten di internet. server proxy memiliki banyak jenis sesuai dengan tujuanya, termasuk:
·         Untuk menjaga mesin di balik anonim (terutama untuk security)
·         meningkatkan akses ke sumber (menggunakan caching). Web proxy biasanya digunakan untuk cache halaman internet dari server web
·         mnerapkan aturan akses terhadap internet atau isinya, e.g. to block undesired sites.
·         Untuk penggunaan log / audit, yaitu untuk menyediakan karyawan perusahaan pelaporan penggunaan Internet.
·         Untuk melewati kontrol keamanan/ parental.
·         memindai perpindahan konten bila terdapat malware sebelumya.
·         Untuk memindai konten outbound, misalnya untuk perlindungan data dari kebocoran.
·         Untuk menghindari pembatasan regional.
Sebuah server wakil yang melewati permintaan dan balasan yang belum diubah biasanya disebut gateway atau kadang disebut tunneling proxy.
Sebuah server wakil dapat ditempatkan di komputer lokal pengguna atau pada berbagai titik antara pengguna dan server tujuan di Internet.
reverse proxy adalah (biasanya) Internet-menghadap proxy yang digunakan sebagai front-end untuk mengontrol dan melindungi akses ke server di jaringan pribadi, umumnya juga melakukan tugas-tugas seperti load-balancing, dekripsi otentikasi, atau caching.

Proxy server merupakan server yang digunakan untuk menyimpan chace web yang pernah diakses oleh pengguna. Manfaat dari proxy server adalah untuk mempercepat akses ke situs web serta mengoptimalkan bandwith yang dimiliki.
Beberapa pengguna internet biasanya mengakses situs informasi yang sama. Sebagai contoh, setiap pengguna selalu mengakses suatu situs, misalnya Facebook, Kompas.com, atau web institusi/perusahaan yang diakses oleh karyawan secara bersamaan.
Tanpa proxy, setiap pengguna harus melakukan akses langsung ke server facebook di Amerika sana, yang hal ini karena jauhnya jarak ke server luar tersebut, maka menghasilkan delay yang besar, itulah mengapa walaupun bandwith anda cukup besar yang diberikan oleh ISP, tetapi performance yang dihasilkan tidak memuaskan, hal ini disebabkan delay yang lama.

Sebagai contoh anda mempunyai bandwith 4Mbps tetapi kenapa setiap saat membuka halaman web/situs tujuan anda, requestnya tidak langsung diirasakan/terlihat dilayar monitor tetapi menunggu beberapa saat, hal ini cukup mengganggu bagi sebagian orang atau bisa dikatakan mencerminkan speed internet anda yang lambat.

Dengan adanya proxy server, pengakses yang akan melihat halaman kompas.com tidak perlu harus selalu mengakses secara langsung ke server kompas.com, tetapi cukup diakses cache proxy server Local anda saja. sehingga sangat menghemat bandwith anda sekaligus mempercepat request koneksi bandwith anda. jika anda membuka web tujuan akan langsung muncul dilayar monitor dengan delay yang sangat kecil
·  Proxy server dalam suatu jaringan memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai Connection sharing, filtering, dan caching.



a.     Connection Sharing
Dalam suatu jaringan lokal yang terhubung ke jaringan lain atau internet, pengguna tidak langsung berhubungan dengan jaringan luar atau internet, tetapi harus melewati suatu gateway, yang bertindak sebagai batas antara jaringan lokal (privat) dan jaringan luar (publik). Gateway ini sangat penting, karena jaringan lokal harus dapat dilindungi dengan baik dari bahaya yang mungkin berasal dari internet, dan hal tersebut akan sulit dilakukan bila tidak ada garis batas yang jelas antara jaringan lokal dan internet. Gateway juga bertindak sebagai titik dimana sejumlah koneksi dari pengguna lokal akan terhubung kepadanya, dan suatu koneksi ke jaringan luar juga terhubung kepadanya. Dengan demikian, koneksi dari jaringan lokal ke internet akan menggunakan sambungan yang dimiliki oleh gateway secara bersama-sama (connection sharing). Dalam hal ini, gateway adalah juga sebagai proxy server, karena menyediakan layanan sebagai perantara antara jaringan lokal dan jaringan luar atau internet. singkatnya : 1 IP public dapat digunakan oleh banyak user, ( IPv4 sudah hampir habis dipakai….mari kita migrasi ke IPv6 ….. ) selain itu juga untuk melindungi jaringan dalam dari serangan luar.

b.    Filtering
merupakan sebuah usaha pengamanan atau pembatasan sehingga dengan adanya filtering sebuah proxy server dapat mengamankan dan membatasi hak akses client pada jaringan privat. Jadi meskipun mula-mula dibuat sebagai cache nonsekuriti, tujuan utama proxy server sekarang menjadi firewalling. Proxy server memperbarui request layanan pada jaringan eksternal atas nama client mereka pada jaringan private. Ini secara otomatis menyembunyikan identitas dan jumlah client pada jaringan internal dari jaringan eksternal. Karena posisi mereka di antara client internal dan server publik, proxy juga dapat menyimpan content yang sering diakses dari jaringan publik untuk mengurangi akses ke jaringan publik tersebut. Kebanyakan implementasi nyata proxy sekuriti meliputi pemfilteran paket dan Network Address Translation untuk membangun firewall yang utuh. Teknologi tersebut dapat digabungkan dengan proxy untuk menghilangkan serangan yang terhadapnya proxy rentan.

c.     Caching (Internet Object caching)
adalah suatu cara untuk menyimpan hasil permintaan internet-object. (seperti: data yang ada dari HTTP, FTP, dan ghoper protokol) untuk membuat sistem dekat dengan permintaan daripada ke sumber aslinya. Web browser dapat menggunakan lokal squid cache sebagai proxy HTTP server, ini akan mengurangi waktu akses seperti halnya penghematan bandwidth. Dengan kata lain sebuah client tidak harus melakukan kontak dengan server untuk meminta layanan akan tetapi client dapat mendapatkan layanan (data) yang sudah tersimpan pada proxy server, dengan hal ini maka akses akan semakin cepat.

d.    Squid
Squid adalah software publik domain berbasis UNIX. fungsi dari squid adalah meng-‘cache’ atau menyimpan data yang diminta oleh pengguna (komputer client) biasanya berupa web pages dan FTP. Platform UNIX yang di support oleh Squid adalah FreeBSD, BSDI, Digital Unix, Irix, Linux, Solaris dan SunOs. Tidak semua data bisa di cache oleh Squid, data-data yang bersifat dinamik seperti CGI-BIN tidak di cache oleh Squid, jadi tiap kali ada permintaan CGI-BIN, maka Squid akan menghubungi langsung server tujuan. Saat ini protokol yang bisa dilayani oleh Squid adalah HTTP, FTP, Gopher, dan Wais.

e.     NAT (Network address translation)
Network Address Translation atau yang biasa disebut dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan. Dengan NAT, suatu jaringan yang besar dapat dipecah-pecah menjadi jaringan yang lebih kecil. Bagian-bagian kecil tersebut masing-masing memiliki satu alamat IP, sehingga dapat menambahkan atau mengurangi jumlah komputer tanpa mempengaruhi jaringan secara keseluruhan. Selain itu, pada gateway NAT modern terdapat server DHCP yang dapat mengkonfigurasi komputer client secara otomatis. Hal ini sangat menguntungkan bagi admin jaringan karena untuk mengubah konfigurasi jaringan, admin hanya perlu mengubah pada komputer server dan perubahan ini akan terjadi pada semua komputer client. Gateway NAT juga mampu membatasi akses ke internet, selain juga mampu mencatat semua traffic baik dari dan ke internet. Overall, dengan segala kelebihan gateway NAT tersebut, admin jaringan akan sangat terbantu dalam melakukan tugas-tugasnya.



An Omega Switching Network


An Omega Switching Network

Switching Omega merupakan jaringan interkoneksi antara modul memory dan modul processor pada sistem jaringan multiprocessor. Jaringan switching omega merupakan salah satu bentuk dari jaringan delta. Jaringan switching Omega pertama kali dipublikasikan oleh Duncan H Lawrie. 













Jaringan omega pada gambar di atas adalah salah satu contoh. Jaringan ini berisi empat (2 x 2) switch, masing-masing mempunyai dua input dan dua output. Setiap switch memiliki rute baik input ke output atau sebaliknya. Switch ini dapat diatur dalam nanodetik atau kurang.
Dalam kasus umum, dengan n CPU dan n memori, jaringan omega log2 n switching memerlukan tahap, masing-masing berisi n/2 switch, dengan total (n log2 n) / 2 switch. Walaupun untuk n besar ini jauh lebih baik daripada n kuadrat.

                                                         
















 Gambar 1. 
 Perfect shuffle

             

                              










Gambar 2. 
Omega switching network

Kabel pola jaringan switching omega sering disebut Perfect Shuffle , karena pencampuran sinyal pada setiap tahap menyerupai setumpuk kartu yang dipotong setengah dan kemudian dicampur kartu untuk kartu, yang juga dapat digambarkan dengan menggunakan rumus :
δ (x n-1 , x n-2 ... x 1 , x 0 ) = x n-2 , x n-3 ... x 1 , x 0 , x n-1 (x i = 0 atau 1, i = [0, n-1])

Jadi untuk N = 8, perfect shuffle akan menjadi seperti Gambar 1. Dengan menggunakan pola ini, jaringan switching omega untuk N = 8 akan menjadi seperti Gambar 2.
Untuk melihat bagaimana jaringan omega bekerja, anggaplah bahwa CPU 011 ingin membaca sebuah kata dari modul memori 110. CPU mengirim pesan BACA untuk beralih 4A mengandung 110 di bidang Modul. Switch mengambil pertama (yaitu, paling kiri) sedikit 110 dan menggunakannya untuk routing. A 0 rute ke output atas dan rute 1 ke yang lebih rendah. Karena bit ini adalah 1, pesan disalurkan melalui output yang lebih rendah untuk 4B.
Semua switch tahap kedua, termasuk 4B, menggunakan bit kedua untuk routing. Ini juga merupakan 1, sehingga pesan sekarang diteruskan melalui output yang lebih rendah ke 4C. Bit ketiga diuji dan ditemukan menjadi 0. Akibatnya, pesan keluar pada output atas dan tiba di memori 110, seperti yang diinginkan. Jalan yang diikuti oleh pesan ini ditandai pada Gambar 2 dengan huruf a.
Contohnya adalah untuk jaringan N omega switching acak (N = 2 k , 1 ≤ k ≤ 26). Dari jaringan tersebut harus output jalur sinyal antara CPU dan memori yang diberikan di UMA.
INPUT
Baris pertama inputan adalah nomor M (1 ≤ M ≤ 100), menunjukkan jumlah kasus uji. Untuk setiap kasus uji, baris pertama berisi dua nomor N dan S. N adalah jumlah CPU dan Memory. Kemudian S adalah garis mengikuti, setiap baris memberikan dua angka i dan j, masing-masing mewakili CPU yang mengirimkan sinyal ke Memory j.
OUTPUT
Pada setiap kasus tes, terlebih dahulu harus output baris "Kasus t:", di mana t adalah jumlah kasus. Kemudian garis S, output jalur sinyal antara CPU yang diberikan dan Memory. Format output dari setiap jalur diberikan dalam Sampel output tanpa tanda hubung yang mengikat. Setelah itu, Output baris kosong setelah setiap kasus uji.
Contoh input
1
8 4
3 6
4 0
0 7
1 1
Contoh output
Kasus 1:
4A-4B-4C
1A-1B-1C
1A-2B-4C
2A-3B-1C
Petunjuk
1. CPU dan Memory selalu ditandai dari 0 sampai N-1.
2. Untuk setiap (1 ≤ i ≤ log 2 N) tahap, switch akan ditandai dengan 1a, 2a, 3a ... (N / 2), di mana sebuah huruf i menghitung dari 'A' ke 'Z' .



Sumber Referensi
http://www.herowintolo.stta.ac.id/2011/11/sistem-terdistribusi-2-2-switched.html
http://acm.tju.edu.cn/acm/showp2197.html

Tugas Jaringan komputer

Komunikasi data pada teknologi GSM

Konsep Dasar GSM
Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk  di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900-1800 MHz. GSM merupakan teknologi infrasturktur untuk pelayanan telepon selular digital dimana bekerja berdasarkan TDMA (Time Division Multiple Access) dan FDMA (Frequency Division Multiple Access). Jaringan Global System for Mobile Communication (GSM) adalah jaringan telekomunikasi seluler yang mempunyai arsitektur yang mengikuti standart ETSI (European Telecommunication Standard Institute) GSM 900 / GSM 1800. Arsitektur jaringan GSM tersebut terdiri atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network Switching Subsystem (NSS) dan Operation Subsystem (OSS)  serta perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan yang disebut Mobile System.
Saat ini GSM telah mampu melayani layanan data pesan SMS dan 14.4-Kbps circuitswitched data service untuk data dan fax. Kecepatan transfer data 14.4 Kbps ini relative lebih lambat bila dibandingkan dengan wireline modem yang pada umumnya memiliki kecepatan 33.6 dan 56 Kbps. Untuk meningkatkan kemampuan layanan data pada jaringan GSM, maka operator dan penyedia infrastruktur GSM (provide) telah menspesifikasikan pengembangan generasi baru GSM yakni GSM pase II yang mampu memberikan layanan teknologi sebagai berikut :
1. High-Speed Circuit-Switched Data (HSCD) dengan menggunakan beberapa ciruit cannel.
2. GPRS untuk memberikan layanan akses paket radio ke jaringan paket data eksternal semisal X.25 atau Internet.
3. Enhanced Data Rate for GSM Evolution (EDGE) yang menggunakan skema modulasi baru untuk menghasilkan nilai troughput yang lebih besar hingga mencapai tiga kalinya bila dibandingkan dengan GPRS dan HSCD.
4. Universal Mobile Telecomunication System (UMTS), teknologi wireless baru yang menggunakan infrastruktur deployment.
5. Pengembangan-pengembangan GSM tersebut memungkinakan pengiriman / komunikasi data dengan nilai troughput yang lebih besar, efisiensi spektral yang lebih baik, dan waktu panggilan setup yang semakian rendah.

Sejarah Awal GSM
Pada awal tahun 80-an, teknologi telekomunikasi seluler mulai berkembang dan banyak digunakan. Tapi teknologinya masih analog, seperti AMPS, TACS, dan NMT. Karena menggunakan teknologi yang masih analog, beberapa system yang dikembangkan di beberapa negara yang berbeda tidak saling kompatibel satu dengan yang lainnya, sehingga mobilitas user sangat terbatas pada suatu area system teknologi tertentu saja.
Untuk mengatasi keterbatasan yang terdapat pada sistem-sistem analog sebelumnya, pada tahun 1982, negara – negara Eropa membentuk sebuah organisasi bertujuan untuk menentukan standard-standard telekomunikasi mobile yang dapat dipakai di semua Negara Eropa. Organisasi ini diberi nama Group Speciale Mobile (GSM). Pembentukan organisasi ini dilatarbelakangi oleh keadaan di tiap-tiap negara Eropa pada saat itu yang masih menggunakan system telekomunikasi wireless yang analog dan tidak compatible antara negara, sehingga tidak memungkinkan dilakukannya roaming antar negara. Organisasi ini kemudian menghasilkan standard-standard telekomunikasi bergerak yang kemudian dikenal dengan GSM (Global System for Mobile communication).
GSM sendiri mulai diimplementasikan di negara eropa pada awal tahun 1990-an. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan benua Amerika. Pada saat ini GSM merupaka teknologi komunikasi bergerak yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia sudah mencapai 1,5 billion pelanggan dan merupakan teknologi yang paling banyak digunakan.
Di Eropa, pada awalnya GSM didesign untuk beroperasi pada band frekuensi 900 MHz, dimana untuk frekuensi uplinknya digunakan frekuensi 890-915 MHz, dan frekuensi downlinknya menggunakan frekuensi 935 – 960 MHz. Dengan bandwidth sebesar 25 MHZ yang digunakan ini (915 - 890 = 960 – 935 = 25 MHz), dan lebar kanal sebasar 200 kHz, maka akan didapat 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk voice dan 1 kanal untuk signaling.
Pada perkembangannya, jumlah kanal sebanyak 124 kanal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah subscriber. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak ini, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 MHZ, yaitu band frekuensi pada 1710-1785 MHz sebagai frekuensi uplink dan frekuensi 1805-1880 MHZ sebagai frekuensi downlinknya. Kemudian GSM dengan band frekuensi 1800 MHZ ini dikenal dengan sebutan GSM 1800. Pada GSM 1800 ini tersedia bandwidth sebesar 75 MHz (1880-1805 = 1785-1710 = 75 MHz). Dengan lebar kanal tetap sama seperti GSM 900, yaitu 200 KHz, maka pada GSM 1900 akan tersedia kanal sebanyak 375 kanal.
GSM yang awalnya hanya digunakan di Eropa, kemudian meluas ke Asia dan Amerika. Di Amerika Utara, dimana sebelumnya sudah berkembang teknologi lain yang menggunakan frekwensi 900 MHZ dan juga 1800 MHz, sehingga frekuensi ini tidak dapat lagi digunakan untuk GSM. Maka regulator telekomunikasi di sini memberikan alokasi frekuensi 1900 MHZ untuk peng-implementasian GSM di Amerika Utara. Pada GSM 1900 ini, digunakan frekuensi 1930-1990 MHz sebagai freukwensi downlink dan frekuensi 1850-1910 MHz sebagai frekuensi uplinknya.
Frekuensi Jaringan GSM           

    
GSM 900-1800
Frekuensi ini merupakan frekuensi yang paling banyak digunakan di dunia. GSM 900 menggunakan frekuensi Uplink 890-915 MHz dan frekuensi Downlink 935-960 MHz. Dengan lebar kanal sebesar 200 KHz maka akan memiliki kanal sebanyak 124 kanal. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang semakin banyak, maka digunakanlah Extended GSM yaitu dengan menambah 50 kanal. Duplex spacing (jarak frekuensi antara uplink dengan downlink) sebesar 45 MHz. GSM 1800 menggunakan frekuensi uplink 1710-1785 MHz dan frekuensi downlink sebesar 1805-1880 MHz dengan duplex spacing sebesar 95 MHz.
GSM 850

Digunakan di USA dan Kanada. Terkadang frekuensi ini disebut dengan frekuensi 800, karena pertama kali digunakan untuk AMPS disebut frekuensi “800 MHz”. Frekuensi uplink sebesar 824-849 MHz dan frekuensi downlink sebesar 869-894 MHz dengan duplex spacing sebesar 47 MHz. GSM 850 memiliki kanal sebanyak 128-251 kanal.
GSM 1900
Frekuensi uplink digunakan pada 1850-1910 MHz dan frekuensi downlink pada 1930-1990 MHz dengan duplex spacing sebesar 80 MHz. GSM 1900 memiliki kanal sebanyak 512-810 kanal.
Arsitektur Jaringan GSM



Secara umum, network element dalam aristektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi :
1.      Mobile Station (MS)
2.      Base Station Sub-system (BSS)
3.      Network Sub-System (NSS)
4.      Operation and Support System
Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).
1. Mobile Station (MS)
Bagian paling rendah dari sistem GSM adalah MS (Mobile Station). Mobile Station (MS) adalah perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Secara umum sebuah Mobile System terdiri dari:
o    Mobile Equipment (ME) atau handset
o    Subscriber Identity Module (SIM) atau Sim card
1.1.   Mobile Equipment (ME)
Mobile Equipment (ME) atau handset adalah perangkat GSM yang berada di sisi pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirimdan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. Secara international, ME diidentifikasi dengan IMEI (International Mobile Equipment Identity) dan data IMEI ini disimpan oleh EIR untuk keperluan authentikasi, apakah mobile equipment yang bersangkutan dijinkan untuk melakuan hubungan atau tidak.
1.2.   Subscriber Identity Module (SIM)
Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi service yang dimilikinya. Mobile Equipment (ME) tidak dapat digunakan tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali untuk panggilan emergency (SOS) dapat dilakukan tanpa menggunakan SIM card. Secara functionality, sebuah MS mempunyai fungsi-fungis sebagai Radio Resource Management, Mobility Management, dan juga sebagai Communication Management.
 2. Base Station Sub-system (BSS)
Secara umum, Base Station Sub-system terdiri dari BTS (Base Transceiver Station) dan BSC (Base Station Controller). Segala fungsi yang berhubungan dengan peniriman data lewat gelombang radio dikerjakan di dalam bagian-bagian BSS, yang terdiri dari :
2.1. Base Transceiver Station (BTS)
BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS. BTS berhubungan dengan MS melalui air interface atau disebut juga Um Inteface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal komunikasi dari/ke MS yang menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS adalah tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver. Sebuah BTS dapat me-cover area sejauh 35 km. Area cakupan BTS ini disebut juga dengan cell. Sebuah cell dapat dibentuk oleh sebuah BTS atau lebih, tergantung dari bentuk cell yang diinginkan. Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan :
o    meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan.
o    menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima sinyaldengan frekuensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena yang sama.
o    mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
o    Ikut mengontrol proces handover.
o    Frequency hopping
2.2. Base Station Controller (BSC)
BSC adalah perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang secara hiraki berada di bawahnya. BSC merupakan interface yang menghubungkan antara BTS (komunikasi menggunakan A-bis interface) dan MSC (komunikasi menggunakan A interface). BSC secara umum memiliki fungsi senagai berikut :
o    Melakukan fungsi radio resource management pada BTS-BTS yang ada di bawahnya.
o    Mengontrol proces handover inter BSC dan juga ikut serta dalam proces handover intra BSC.
o    Menghubungkan BTS-BTS yang berada di bawahnya dengan OMC sebagai pusat operasi dan maintenance.
o    Ikut terlibat dalam proces Call Control seperti call setup, routing, mengontrol dan men-ternimate call.
o    Melakukan dan mengontrol proces timing advance control, yaitu mengontrol sinyal-sinyal yang diterima dari MS yang bergerak, sehingga tidak saling overlap.

3. Network Sub-System
3.1. Mobile Switching Center (MSC)
MSC adalah network element central dalam sebuah jaringan GSM. Semua hubungan (voice call/transfer data) yang dilakukan oleh mobile subscriber selalu menggunakan MSC sebagai pusat pembangunan hubungannya. Pada umumnya, MSC memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
o    Switching dan Call Routing : Sebuah MSC mengontrol proces pembangunan hubungan (call set up), mengontrol hubungan yang telah terbangun, dan me-release call apabila hubungan telah selesai. Dalam hal ini, MSC akan berkomunikasi dengan banyak network element lain seperti NE BSS, VAS, dan IN. MSC juga melakukan fungsi routing call ke PLMN lain (operator seluler lain ataupun jaringan PSTN).
o    Charging : Untuk pelanggan pre-paid, MSC akan selalu berkomunikasi dengan IN yang melakukan fungsi online charging. Selain itu, MSC juga akan mencatat semua informasi tentang sebuah call dalam bentuk CDR (Call Detail Record).
o    Berkomunikasi dengan network element lainnya (HRL,VLR, IN, network element VAS, dan MSC lainnya) : MSC akan berkomunikasi dengan HLR dan VLR terutama dalam proces pembangungan hubungan (call set up), call routing (di HLR disimpan lokasi terakhir MS tujuan dan untuk merouing call tersebut ke MS yang sedang meng-cover MS tujuan, HLR akan meminta informasi routing ke MSC yang sedang meng-cover MS pemanggil) dan call release. MSC akan berhubungan dengan network element VAS seperti SMSC, MMSC, RBT server, dll, dalam rangka proces delivery content service-service VAS tersebut ke MS tujuan. MSC akan berhubungan dengan MSC lain dalam hal proces call setup (trmasuk call routing), dan juga mengontrol process handover antar cell yang terletak pada 2 MSC yang berbeda.
o    Mengontrol BSC yang terhubung dengannya : Sebuah MSC dapat terhubung dengan 1 BSC atau lebih. MSC akan mengontrol dan berkomunkasi dengan BSC dalam hal call setup, location update, handover inter MSC (handover antara 2 cell yang terdapat pada 2 BSC yang berbeda tapi masih dalam 1 MSC yang sama).
3.2. Home Location Register (HLR)
HLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database sebagai penyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan yang tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi posisi terakhir dimana pelanggan berada. Informasi lokasi ini akan diupdate apabila pelanggan berpinah dan memasuki coverage area suatu MSC yang baru. Informasi-informasi yang disimpan di HLR adalah :
- Identitas pelanggan (IMSI, MSISDN)
- Suplementary service pelanggan
- Informasi lokasi terakhir pelanggan
- Informasi Authentikasi pelanggan
HLR juga akan selalu berkomunikasi dengan AuC dalam hal melakukan retrieving parameter authentikasi yang baru setiap saat sebelum segala jenis aktvitas pelanggan dilakukan.
3.3. Visitor Location Register (VLR)
VLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database yang menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan memasuki suatu area yang bernaung dalam wilayah MSC VLR (setiap MSC akan memiliki 1 VLR sendiri) tersebut (melakukan Roaming). Informasi pelanggan yang ada di VLR ini pada dasarnya adalah copy-an dari informasi pelanggan yang ada di HLR-nya. Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan baik Incoming (panggilan masu) maupun Outgoing (panggilan keluar). VLR bertindak sebagai data base pelanggan yang bersifat dinamis, karena selalu berubah setiap waktu, menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau berpindah dalam suatu area cakupan suatu MSC. Data yang tersimpan dalam VLR secara otomatis akan selalu berubah mengikuti pergerakan pelanggan. Ketika pelanggan bergerak meninggalkan area suatu MSC dan menuju area MSC lainnya, maka informasinya akan dicatat di VLR MSC barunya dan dihapus dari VLR sebelumnya. Dengan demikian posisi pelanggan dapat dimonitor secara terus menerus dan hal ini akan memungkinkan MSC untuk melakukan penyambungan pembicaraan/SMS dari/ke pelanggan ini ke dengan pelanggan lain. VLR selalu berhubungan secara intensif dengan HLR yang berfungsi sebagai sumber data pelanggan.
Bila sebuah MS bergerak keluar coverage area suatu MSC menuju coverage MSC yang lain, maka yang terjadi adalah :
o    VLR MSC yang baru akan meng-check di daabase-nya apakah record MS tersebut sudah ada atau belum. Proces pengecheckan dilakukan dengan menggunakan IMSI.
o    Jika recordnya belum ada, maka VLR akan mengirimkan request ke HLR MS tersebut untuk mengirimkan copy-an data MS tersebut yang ada di HLR-nya.
o    HLR akan mengirimkan informasi MS tersebut ke VLR tjuan dan juga meng-update informasi lokasi MS tersebut di database HLR. HLR kemudian akan mengintruksikan VLR sebelumnya(asal) untuk menghapus informasi MS tersebut di databasenya.
o    VLR yang baru akan menyimpan informasi MS tersbut, termasuk lokasi terakhir dan statusnya.
3.4. Authentication Center (AuC)
AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa keabsahan pelanggan, sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Disamping itu AuC berfungsi untuk menghindarkan adanya pihak ke tiga yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap pembicaraan. Dengan fasilitas ini,maka kerugian yang dialami pelanggan sistem selular analog saat ini akibat banyaknya usaha memparalel, tidak mungkin terjadi lagi pada GSM. Sebelum proses penyambungan switching dilaksanakan sistem akan memeriksa terlebih dahulu, apakah pelanggan yang akan mengadakan pembicaraan adalah pelanggan yang sah.
AuC menyimpan informasi mengenai authentication dan chipering key. Karena fungsinya yang mengharuskan sangat khusus, authentication mempunyai algoritma yang spesifik, disertai prosedur chipering yang berbeda untuk masing-masing pelanggan. Kondisi ini menyebabkan AuC memerlukan kapasitas memory yang sangat besar. Wajar apabila GSM memerlukan kapasitas memory sangat besar pula. Karena fungsinya yang sangat penting, maka operator selular harus dapat menjaga keamanannya agar tidak dapat diakses oleh personil yang tidak berkepentingan. Personil yang mengoperasikan dilengkapi dengan chipcard dan juga password identitas dirinya.
3.5. Equipment Identity Registration (EIR)
EIR memuat data-data peralatan pelanggan (Mobile Equipment) yang diidentifikasikan dengan IMEI (International Mobile equipment Identity). Data Mobile Equipment yang di simpan di EIR dapat dibagi atas 3 (tiga) kategori:
o    Peralatan yang diijinkan untuk mengadakan hubungan pembicaraan kemanapun
o    Peralatan yang dibatasi dan hanya diijinkan mengadakan hubungan pembicaraan ketujuan yang terbatas
o    Peralatan yang sama sekali tidak diijinkan untuk berkomunikasi
Kebaradaan EIR belum distandardisasi secara penuh, oleh karena itu belum dioperasikan di semua operator. Masih diperlukan klasifikasi dan penyempurnaan yang berkaitan dengan aspek hukum. Di Indonesia sendiri, belum ada operator seluler yang mengimplementasikan EIR. Bila EIR digunakan, maka operator dapat melakukan pemblokiran terhadap handset (ingat, bukan pemblokiran nomor pelanggan, tapi pemblokiran handset (pesawat telponnya)) yang digunakan oleh pelanggan. Sehingga apabila ada handset pelanggan yang hilang, maka pelangan dapat mengajukan agar handaset tersebut diblokir sehingga tidak akan pernah dapat digunakan lagi oleh orang lain. Dengan pengimplementasian EIR ini tentu akan dapat mengurangi kasus-kasus pencurian handphone, karena si pemilik dapat meminta agar handphonenya yang sudah dicuri diblokir dan tidak dapat digunakan lagi. Sehingga motivasi para pencuri untuk melakukan pencurian handphone akan berkurang.
4. Operation and Support System (OSS)
Operation and Support System (OSS) sering juga disebut dengan OMC (Operation and Maintenance Center), adalah sub system jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian dan maintenance perangkat (network element) GSM yang terhubung dengannya. Tiap-tiap network element mempunyai perangkat OMC-nya sendiri-sendiri, misalnya network element NSS mempunyai perangkat OMC sendiri, network element BSS mempunyai perangkat OMC sendiri, network element VAS juga memiliki perangkat OMC sendiri. Biasanya, di banyak operator semua perangkat OMC ini diletakan di dalam satu ruangan OMC yang terpusat.
OMC pada umumnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
o    Fault Management : Memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network element yang terhubung dengannya. Dalam hal ini, OMC akan selalu menerima alarm dari network element yang menunjukan kondisi di network element yang dimonitor, apakah ada probelm di newtwork element atau tidak.
o    Configuration Management : sebagai interface untuk melakukan/merubah configurasi network element yang terhubung dengannya.
o    Performance Management : Berapa OMC ada yang dilengkapi juga dengan fungsi performance management, yaitu fungsi untuk memonitor performance dari network element yang terhubung dengannya.
o    Inventory Management : OMC juga dapat berfungsi sebagai inventorty management, karena di database OMC terdapat informasi tentang aset yang berupa network element, seperti jumlah dan konfigurasi seluruh network element, dan juga kapasitas network elemen.

http://www.unisbank.ac.id
http://mardiutomo.com

Reference:
1.      Dornan, Andy, The Essential Guide to Wireless Communication Applications, Prentice Hall Inc., NJ, 2001.
2.      The International Engineering Consortium, Global System for Mobile Communication (GSM), www.iec.org, 2005.
6.      http://www.google.com
7.      http://www.iec.org